Teori manajemen ilmiah adalah bagian ketiga dari tiga bagian dasar
dari teori klasik organisasi (Hick dan Gullett, 1975). Manajemen ilmiah
berbagi dengan teori administrasi dan teori birokrasi yang menekankan
pada sisi logika, perintah dan hirarki dalam organisasi. Seperti halnya
dalam teori administrasi, di dalam manajemen ilmiah terdapat bias
perbedaan pada praktek manajemennya. Fokus manajemen ilmiah lebih
mikroskopis ketimbang fokus teori administrasi. Ketika teori
administrasi menjelaskan cara-cara organisasi yang harus dibangun,
manajemen ilmiah menjelaskan cara-cara spesifik dari tugas organisasi
yang harus dibangun guna meningkatkan efisiensi pencapaian hasilnya.
Pendukung yang paling berpengaruh dari teori manajemen ilmiah ini
adalah Frederick Winslow Taylor. Insinyur mekanik Amerika yang
menyatakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi harus
digunakan untuk meningkatkan cara-cara di mana tugas harus diselesaikan
dalam organisasi industri. ia menaruh perhatian pada operasi yang tidak
sistematis dari organisasi dalam dua dekade pertama abad dua puluh.
Taylor merasa bahwa adanya kesia-siaan dan tidak efisiennya cara
organisasi dalam menyelesaikan bisnis mereka karena lemahnya rancangan
kerja dalam organisasi dan lemahnya lingkungan kerja anggota organisasi.
Ia mengatakan bahwa dengan memberikan usaha terbaik kepada para pekerja
dalam menyelesaikan rancangan yang baik, aktivitas yang terkait dengan
pekerjaan, maka organisasi bisa menghemat uang dan meningkatkan
produktivitas, sedangkan pekerja bisa menerima gaji yang lebih tinggi
berdasarkan kinerja yang mereka perlihatkan dengan lebih baik. Ia
mengusulkan untuk membayar pekerja sesuai jumlah pekerjaan yang
dilakukan, ketimbang jumlah jam kerjanya. Karenanya, jika pekerja lebih
produktif dalam penyelesaian tugas mereka bisa mendapat banyak uang.
Pengujian secara ilmiah bentuk pekerjaan organisasi yang spesifik
menurut Taylor harus dirancang mulai dari tugasnya sehingga mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. ketika langkah penyelesaian
tugas telah ditentukan dengan benar, maka studi waktu dan gerak dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat optimal penyelesaian tugasnya. Dengan
menentukan tingkat kinerjanya, Taylor mengatakan, bahwa insentif yang
diterima bisa diberikan kepada para pekerja yang menunjukkan
peningkatan. Ia memberikan penilaian penting bahwa “Waktu adalah uang.,”
sehingga membangun semangat manajemen ilmiah (Cummings, Long, dan
Lewis, 1983:74). Taylor berusaha mempengaruhi semua anggota organisasi
untuk menerima keyakinan manajemen ilmiah untuk mempromosikan
implementasinya. Dalam arti, Taylor telah mendukung “revolusi mental”
menurut cara di mana aktivitas organisasi dapat dirumuskan dan
dipraktekkan dengan benar.
Taylor menulis tentang banyak kisah-kisah sukses hingga dokumen yang
berguna dari praktek manajemen ilmiah. Sebagai contoh, dalam Manajemen Ilmiah (1974,
yang pertama dipublikasikan pada tahun 1911), ia menjelaskan tentang
penggunaan tehnik manajemen ilmiah untuk menguji bagaimana ball bearing
diperiksa. Setelah metode kerja secara ilmiah dievaluasi dan tugas
dirancang menurut prosedur yang paling efisien, sebanyak 35 pekerja
mampu melaksanakan tugas yang telah diselesaikan oleh 120 pekerja,
dengan peningkatan kualitas kerja lebih dari dua pertiganya (Hick dan
Gullett, 1975).
Demikian pula halnya dalam studi yang sekarang ini dilakukan di
pabrik mesin Bethlehem Steel Corporation, Taylor kembali memperlihatkan
kegunaan dari teknik manajemen ilmiah dalam meningkatkan produktivitas
pekerja dan meningkatkan efisiensinya. Melalui studi gerak dan waktu di
bagian pengolahan batu bara dan bijih besi di perusahaan baja, ia
memperlihatkan bahwa bobot shovel dengan material yang diangkut oleh
pekerja bervariasi dari 16 hingga 38 pound (Rogers dan Agarwala-Roger,
1976). Sebelum efisiensi maksimum dalam pengangkutan terjadi bobot
angkutan bisa melebihi 20 pound. Berdasarkan material spesifik yang
telah diangkut pekerja, shovel berbeda memperlihatkan daya angkut
rata-rata 21 pound material. Para pekerja menerima perintah untuk
mengangkut shovel yang akan digunakan untuk mengangkut material, maupun
tehnik pengangkutan yang lebih efektif. Selain itu, pemberian insentif
membuat para pekerja mengangkat beban di atas rata-rata.